![]() |
Bulan Ayu dan Tim Dyslexia Genius Malaysia |
Setiap
orang memiliki jalannya sendiri menuju makna hidup. Bagi Dr. Bulan Ayu Poerbo,
jalan itu tak pernah jauh dari dunia anak-anak, terutama mereka yang sering
kali disalahpahami: anak-anak dengan disleksia. Tapi baginya, mereka bukan
anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka adalah anak-anak yang mengalami tantangan
dalam proses belajar membaca, menulis, dan berhitung—namun di balik itu semua,
tersembunyi potensi luar biasa yang belum tergali. Mereka adalah anak-anak
genius.
Ketika Misi Menyatu dengan Takdir
Tapi
pelatihan ini bukan sekadar mentransfer pengetahuan. Ini adalah misi menyentuh
kesadaran. Ia membawa pendekatan dari hati ke hati, dan tentu saja—pengalaman
ilmiah dan praktikal yang ia bangun bersama platform miliknya: DGenius, wadah
pembelajaran interaktif yang membantu pendidik dan orang tua mengenali dan
mendampingi anak-anak dyslexia dengan pendekatan yang bermartabat dan penuh
kasih.
Apa yang Diajarkannya?
Bulan
Ayu menekankan bahwa pemahaman adalah kunci. Pemahaman tentang apa itu
disleksia, bagaimana mengenalinya, dan yang paling penting, bagaimana
memfasilitasi mereka untuk tetap mencintai proses belajar tanpa merasa gagal.
Para
guru diajak memahami bahwa anak-anak dyslexia bukan malas atau bodoh. Mereka
hanya membutuhkan pendekatan visual, multisensori, dan pembelajaran yang
terstruktur dengan ritme mereka sendiri. Melalui DGenius dan kerja sama dengan
para pakar, Bulan Ayu menyuguhkan praktik pengajaran berbasis bukti, simulasi
nyata, hingga strategi intervensi yang ramah dan aplikatif.
Ia
juga membuka ruang refleksi emosional. Karena sering kali, luka pada anak
dyslexia bukan berasal dari huruf-huruf yang sulit mereka pahami, tetapi dari
label, ejekan, dan tekanan yang datang dari lingkungan yang belum paham.
Tantangan, Tapi Juga Tekad
Tentu
saja tidak mudah. Tingkat pemahaman para peserta beragam, waktu terbatas, dan
latar belakang berbeda-beda. Namun dengan kesabaran dan pengalaman yang ia
miliki, Bulan Ayu dan tim mampu membentuk pengalaman pelatihan yang bukan hanya
mengubah pola pikir, tapi juga menyulut semangat baru.
Para
guru mulai memahami bahwa di balik anak yang diam dan sulit menulis, bisa saja
tersimpan bakat artistik luar biasa. Bahwa di balik anak yang kesulitan
mengeja, bisa tumbuh pemikir visual yang kelak menjadi pencipta teknologi atau
karya agung.
Dalam
satu sesi yang penuh haru, ia mengatakan:
“Anak-anak disleksia adalah anak-anak yang
cerdas—hanya dunia yang belum cukup siap memahami cara mereka belajar. Tugas
kita bukan mengubah mereka menjadi seperti anak lain, tapi menjadikan dunia
cukup fleksibel untuk memberi mereka ruang tumbuh dengan bahagia. Berbahagialah
orang tua yang memiliki anak dyslexia, karena mereka sedang dibimbing oleh anak
genius yang sedang menunggu untuk dikenali.”
Sebuah Awal yang Membuka Banyak Pintu
Apa
yang dilakukan Dr. Bulan Ayu hanyalah permulaan. Ia tahu, membangun sistem
pendidikan yang inklusif untuk anak-anak dyslexia membutuhkan lebih dari
sekadar pelatihan. Dibutuhkan gerakan. Dibutuhkan kesadaran kolektif. Dan
itulah yang ia bangun, perlahan namun pasti—dari ruang kelas, dari ruang
webinar, dari ruang-ruang dialog.
Ia
membawa misi yang juga telah menjadi napas keluarga besarnya—bahwa pendidikan
harusnya memberi tempat bagi siapa pun untuk bertumbuh, termasuk mereka yang
istimewa caranya memahami dunia.
Dan
hari ini, setiap langkah Dr. Bulan Ayu Poerbo—bersama DGenius, bersama suami
dan keluarga yang luar biasa—adalah suluh kecil yang terus menyala, untuk masa
depan anak-anak Dyslexia Genius yang tak kalah hebatnya dari siapa pun.

No comments: