DEPRESI DAN ANCAMAN MASA DEPAN ANAK DI MASA DEPAN
Kenakalan dan kejahatan bukan
lagi dilakkan oleh orang dewasa saat ini, keduanya bisa dilakukan oleh orang
yang berada pada usia sekolah. Sesuatuhal dari mulai pepecehan hingga
pembunuhan banyak kita dapatkan beritanya dengan mudah. Di salah satu sudut Kota
Tangerang Selatan, salah satu
narasumber saat acara koordinasi
penanggulangan Penyakit HIV dan AIDS mengatakan ada anak usia 12 tahun
melakukan perbuatan senonoh kepada teman seusianya hingga belasan orang yang
menjadi korbannya. Parahnya lagi, anak tersebut memaksa para korbannya itu untuk mencari korban lainnya persis multilevel marketing.
Kejadian tersebut sungguh miris,
memang hanya kasuistis bila di persentasekan tapi percayalah ini adalah sebuah
fenomena gunung es yang suatu saat akan muncul kepermukaan dan sulit kita cegah
bahayanya. Sementara kita ketahui, ada tiga penyakit yang akan menjadi beban
negara yaitu Jantung, HIV/AIDS dan Depresi. Kejadian yang dialami anak-anak
yang melakukan kriminalitas/perilaku menyimpang adalah sebuah langkah awal ke
penyakit depresi. Ya, depresi saat ini dianggap sebuah penyakit oleh World
Health Organization (WHO) Sebuah organisasi di bawah Perserikatan Bangsa –
Bangsa (PBB).
Apa itu Depresi ?
Depresi adalah sebuah keadaan/
penyakit dengan gejala rasa sedih yang berkepanjangan dan hilangnya minat
melakukankegiatan yang biasanya anda
sukai,diikuti dengan ketidak mampuan
menjalankan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu.
Selain itu, mereka yang mengalami
depresi biasanya juga menjadi kurang aktif (energi menurun),mengalami perubahan
nafsu makan, gangguan tidur (bisa lebih banyak atau kurang), cemas kurang mampu
konsentrasi, tidak mampu membuat keputusan, merasa tak berharga dan bersalah,
putus asa, diikuti dengan terlintasnya
pemikiran untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Untuk kasus ini, ada beberapa
contoh kasus bunuh diri yang dilakukan tidak hanya oleh orang dewasa tapi juga
oleh anak -anak. Apabila kita mendapatkan berita viral maupun videonya di media
sosial , setop sampai di kita. Tidak perlu disebarluaskan lagi, karena itu akan
berdampak tidak baik dancenderung akan ditiru.
Meski kasus bunuh diri
statistiknya di negara kita itu relatif kecil, dibandingkan dengan negara –
negara maju lainnya, namun percayalah di negeri ini fenomena depresi yang mengakibatkan bunuh diri akan
segera terjadi . Kenapa demikian? Faktor majunya suatu negara dengan tingkat
percepatan tekonologi tingginya yang menggantikan peran manusia menyebabkan
kekosongan jiwa para penduduknya. Ditingkat sekolah, anak-anak yang mengalami
depresi disebabkan karena kekosongan jiwa dan kesepian. Apakah itu terjadi
pada anak Anda?
Depresi bisa terjadi pada
siapapun dan bukan kelemahan watak/mental. Yang harus diperhatikan oleh kita
sebagai orang tua atau siapa saja yang menemukan gejala depresi bahawa sakit
ini dapat
disembuhkan dengan terapi, bisa
dalam bentuk konsultasi atau pengobatan anti depresi atau pengobatan anti
depresan, atau gabungan keduanya.
Depresi bisa disembuhkan.Jika Anda pikir Anda memiliki depresi, segera
mencari pertolongan.
Apa yang Harus dilakukan?
Lets Talk, Ayo Kita bIcara !
Jangan Khawatir dengan Masa Depan
Ibu Yana Founder Mother Hope , salah satu Ibu yang bisa Survive paska melahirkan memberikan testimoninya kepada audiens acara Hari Kesehatan Dunia Tanggal 5 April 2017 (Hari Kesehatan Dunia itu sendiri di
jatuh Tanggal 7 April 2017) . Menurutnya, anak yang dinantikan selama dua tahun akhirnya meninggal dunia. Sedih bercampur sesal menghampirinya. Akibat tekanan begitu berat, ditambah tidak ada support terbaik dari lingkungan sekitar menambah beban penderitaanya. Jasa Psikolog sampai Psikiatri diam-diam dia dan suaminya datangi untuk menyembuhkand deritanya. Meski sudah melakukan jasa rukyah (metode menghilangkan energi negatif dari makhluk halus) namun efeknya tidak pernah membuatnya sembuh.
Dari percobaan yang beragam hingga mau menceburkan diri ke danau diceritakannya kepada kami para Blogger. Sedih mendengarnya, namun kami mendapat hikmah bahwa depresi bisa disembuhkan apalagi dibantu oleh orang-orang terdekat kita semisal orang tua,suami/istri saudara dan teman lainnya yang mengerti akan nasib kita. "Ibu yang depresi akibat paska melahirkan bukanlah ibu yang buruk".Katanya.
jatuh Tanggal 7 April 2017) . Menurutnya, anak yang dinantikan selama dua tahun akhirnya meninggal dunia. Sedih bercampur sesal menghampirinya. Akibat tekanan begitu berat, ditambah tidak ada support terbaik dari lingkungan sekitar menambah beban penderitaanya. Jasa Psikolog sampai Psikiatri diam-diam dia dan suaminya datangi untuk menyembuhkand deritanya. Meski sudah melakukan jasa rukyah (metode menghilangkan energi negatif dari makhluk halus) namun efeknya tidak pernah membuatnya sembuh.
Dari percobaan yang beragam hingga mau menceburkan diri ke danau diceritakannya kepada kami para Blogger. Sedih mendengarnya, namun kami mendapat hikmah bahwa depresi bisa disembuhkan apalagi dibantu oleh orang-orang terdekat kita semisal orang tua,suami/istri saudara dan teman lainnya yang mengerti akan nasib kita. "Ibu yang depresi akibat paska melahirkan bukanlah ibu yang buruk".Katanya.
- Cari waktu dan tempat yang tenang untuk bicara tentang bunuh diri dengan orang yang anda kawatirkan. Beritahu mereka bahwa anda di situ untuk mendengarkan ceritanya ;
- Dorong anak Anda untuk mencari bantuan dari profesional di bidang kesehatan, sebagai orang tua anda bisa mencarikan dokter,pekerja sosial,konselor,psikolog atau psikiater; Tawarkan kepadanya untuk menemani untuk bertemu dengan tenaga kesehatan tersebut;
- Bila menurut anda orang tersebut dalam bahaya, jangan tinggalkan dia sendiri. Carilah bantuan profesional segera, bisa dari tenaga kesehatan profesional atau anggota keluarga lainnya;
- Bila mereka tinggal di rumah anda, pastikan ia tidak dapat bisa menemukan alat-alat yang dapat melukainya (misalnya pestisida, senajata api atau obat-obatan) di rumah;
- Tetaplah selalu care jaga hubungan untuk melihat bagaimana kondisinya.
Anak tumbuh dengan berbagai
kesempatan juga tantangan. Dari pindah sekolah, pertemanan, pubertas, menjalani
ujian sekolah dan banyak hal lain. Banyak anak mengalami masa ini dengan
lancar. Bagi anak-anak lain, adaptasi merupakan hal sulit yang menyebabkan stress bahkan depresi. Anda perlu
memperhatikan hal berikut :
Bila anak Anda Depresi :
- Obrolkan dengan anak tentang kegiatannya dan hal-hal yangterjadi di rumah, sekolah dan luar sekolah. Coba cari tahu hal yang mengganggu pikiran/perasaannya;
- Bicaralah dengan orang yang Anda rasa cukup/ sangat mengenal anak anda;
- Carilah bantuan dari tenaga kesehatan profesional (konsuler,psikolog,psikiater);
- Lindungi anak anda dari tekanan yangterlalu besar bagi usianya, perlakuan yangmerusak mental serta kekerasan;
- Perhatikan kesehatan fisik,mental dan perlakuan anak anda terutama saat ada perubahan -perubahan besar dalam hidupnya, misalnya pindah sekolah baru atau masa puber;
- Upayakan anak untuk cukup tidur,makan teratur,aktif secara fisik danmelakukan kegiatan yang disukai;
- Luangkan cukup waktu dengan anak anda;
- Bila anak anda memiliki niatan atau malah sudah pernah melukai dirinya, carilahbantuan dari tenaga profesional segera mungkin untuk mencegahnya;
Kenali anak anda sedini mungkin, baik iskapnya,hobynya dan apapun aktivitasnya. Jadikan mereka sahabat, hiasi hari hari mereka dengan kualitas waktu yangterbaik bersama keluarga baik di dalam rumah maupun di luar. Ingat kesepian, kekosongan jiwa akan menghantui mereka dan menjadikan mereka menderita depresi bila orang tua tidak mau berubah demi masa depan anak-anak anda sendiri.
Disarikan dari Materi Hari Kesehatan Sedunia, dengan tema Depression: Let’s Talk , yang dilaksanakan di Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Jalan Percetakan Negara No 29 Jakarta Pusat dan perwakilan WHO Indonesia.
DEPRESI DAN ANCAMAN MASA DEPAN ANAK DI MASA DEPAN
Reviewed by Papi
on
April 07, 2017
Rating:

Curhat sesepele apapun harus direspon, karena jangan2 ada "sesuatu" dlm curhat itu
ReplyDeleteOrang curhat beearti sudah gak kuat nahannya ya mbak? Makanya kudu dikeluarin n kita hanya mendengarkannya dengan bijak.
Deletewahhh ternyata depresi itu penyakit ya...thanks sharingnya pi
ReplyDeleteIya, mi baru tahu juga soalnya.
DeleteSebisa mungkin memang harus meluangkan waktu untuk ngobrol dengan anak ya,
ReplyDeleteIya bener mbak. Serem ngeliatnya depresi cenderung ke arah pembenaran untuk bunuh diri soalnya. Curhat dan segera cari solusinya.
DeleteSaya jadi tahu sampai detailnya soal depresi ini.
ReplyDeleteDan tips pencegahannya patut di bookmark :)
Iya teh, beruntung kemarin ikut acara ini. Bisa lebih carw lagi sama anak2 di rumah nantinya.
DeleteDepresi jangan disepelekan ya dan depresi juga bisa disembuhkan.
ReplyDeleteIya, pantesan anak2 sekarang banyak yang ngeluh dan kurang kuat dalam menerima cobaan. Karena memang dijauhkan dari kekerabatan dan keagamaan.
Deletepeluk anak anak kita mbak, tuntutan sekolah jaman sekarang juga bikin stress ya
ReplyDeleteIya, banyak kehilangan masa bermain. Banyak waktu dihabiskan di sekolah, banyak waktu terbuang di medsos (gadget).
DeleteWah info menarik nih, ternyaya depresi itu bagian dari penyakit.
ReplyDeleteThnks for info bung papih.
Bukan bagian dari penyakit tapi memang penyakit oom. Semoga kita terhindar darinya.
Delete