kondisi macet parah, sumber kompasiana.com |
Setiap hari Aku di Jalan
Pagi Aku di Jalan
Siang Aku di Jalan
Malam Aku di Jalan
Bekerja demi Kabahagiaan Anak
Waktu pun tiba, dan mengapa?
Tak kudapatkan kebahagiaan
merasakan rindu gembira
sedetik memeluk anak anak tercintaku
Well Being nol kilometer ini yang akan kucari
demi Kualitas Hidup Bahagia
Bagi Anda yang masih lajang atau sudah berkeluarga dan sedang mencari pengalaman hidup, tentu bekerja secara Spartan dengan pedoman P4, Pergi Pagi Pulang Petang alias pergi dan pulang kerja tidak bertemu mentari (matahari), khususnya di Jakarta, fenomena seperti ini sering kita jumpai .Tapi tahukah Anda, bahwa hidup seperti ini tidak sehat bagi kualitas hidup kita di masa depan? Tidak jarang seseorang terkena berbagai penyakit semisal prostat untuk laki-laki yang terlalu lama duduk dan menahan buang air kecil setiap saat. Penyakit Jantung karena pola hidup yang tidak sehat semisal merokok terlalu banyak akibat stress dari beban pekerjaan di kantor?
Saya sendiri dan tentu saja Anda pernah mengalami bekerja seperti ini, pergi setelah adzan subuh berkumandang atau bagi sebagian orang saat subuh tiba dia sudah ada di dalam kendaraan pribadi maupun umum untuk bekerja. Kemudian pulang ke rumah jauh setelah matahari meninggalkan peraduannya. Sampai ke rumah di atas pukul 10.00 malam dan ini saya alami lebih dari 4 tahun selama bekerja dan berkarir di sana. Secara materi dari hasil jerih payah memang lumayan, tapi harga sebuah kualitas hidup terlalu murah harganya untuk dibayar dengan bekerja seperti itu. Akhirnya memutuskan berhenti dan hidup seperti orang kebanyakan. Sayapun menikah dan telah memiliki kedua anak yang masih balita.
Setelah menikah, tentunya dirasakan perlu untuk memiliki hunian sebagai tempat bernaung keluarga kecil. Tentunya banyak pilihan selain harga yang terjangkau akses lokasi pun perlu diperhatikan. Salah salah seperti teman saya yang memilih rumah yang mewah namun secara akses ke mana mana jauh dan serba macet. Akhirnya sudah pasti ditebak teman saya yang tinggal di kawasan elit Karawaci ini menjual rumahnya dan pindah ke daerah yang lebih baik lagi.
Saat menghadiri acara Blogger Gathering dengan LRT City di JCC , Bapak Setya Adji Pramana , Project manager Easstern Green mengatakan bahwa lebih dari 80 juta kerugian pertahun yang diakibatkan oleh kemacetan terutama di Jakarta. Pak Adjie, sapaannya kemudian melanjutkan perlu adanya solusi untuk mengurai kerugian tersebut salah satunya memilih hunian yang memudahkan kita cepat sampai di rumah #cepatdirumah. Dengan konsernnya pemerintah saat ini sedang giat membangun infrastruktur, salah satu narasumber yang diundang dalam acara Blogger Gatthering bersama LRT City , Quality Time untuk Hidup Lebih Bahagia yaitu Ibu Tika Bisono salah satu Psikolog Indonesia yang terkenal. “Karena pemerintah sudah lama tidak memedulikan infrastruktur, maka banyak sekali kerugian yang dirasakan masyarakat salah satunya stress yang tentu saja butuh penyaluran.
KEMACETAN YANG MENYEBABKAN KITA CEPAT MENUA
Kemacetan telah lama menjadi problem masyarakat Jakarta, tidak hanya itu saat saya berkunjung ke Bandungpun sama demikian macet sering dikeluhkan bahkan oleh penduduk asli Bandung yang ada di sekitaran lokasi tersebut. Sebagai sebuah kota, Jakarta saat ini telah mendekati dehumanisme , kondisi di mana macet menjadi persoalan social (hectic) yang sulit terurai. Bahkan di Negara Adi Daya Amerika Serikat kondisi macet diabadikan dalam sebuah film Taxi yang didalamnya menggambarkan kondisi Negara itu saat kemacetan menjadi suatu fenomena yang mengganggu kualitas hidup masyarakatnya.
Saya pun mengamini, pengalaman bermacet ria dan pernah mengalami 4 jam berada di hiruk pikuk macet Jakarta, mobil yang saya tumpangi tidak jalan sama sekali karena kondisi jalan yang macet parah. Saya melihat ke arah bus kota yang dijejali penumpangnya berdesakan di dalamnya tanpa kepastian kapan macet ini akan selesai. “Saya tidak mau berada dalam kondisi itu” Batinku berkata.
Sumber Instagram (Instagom) |
Bayangkan, menurut data dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), pada Tahun 2016, jum;ah kendaraan dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi ke DKI Jakarta sekitar 1,4 juta /hari. Bayangkan setiap harinya dan Tangerang tempat saya tinggal berkontribusi sebesar 31 persen (426.000 unit). Luar biasa bukan?
Secara ekonomi jangan ditanya lagi, berapa liter BBM yang menguap di jalan raya setiap harinya di kalikan per hari kemudian dikalikan per bulan hingga dikalikan pertahunnya. Tercatat 28,1 triliun per tahun kerugian ekonomi akibat macet tersebut. Pengalaman dari BU Nuniek, salah seorang Pengusaha dan blogger yang hadir saat itu patut dijadikan renungan. Tingkat kemacetan yang begitu tinggi di Jakarta memang sangat menguras energi dan merugikan. Selain itu, hal ini menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat yang setiap harinya menua di jalan raya.
HUBUNGAN MACET DENGAN KEPEMILIKAN HUNIAN ?
Anda dan saya pasti paham, stressnya kita di Jakarta ya, karena kita menyumbang kemacetan seperti yang disebutkan di atas. Tangerang menyumbang kemacetan di Jakarta sekitar 31 persen, angka yang luar biasa. Mobil yang saya tumpangi salah satu penyumbang dari 42.000 unit tadi. Lalu apa yang harus dilakukan biar tidak stress di jalan?
Saya tertarik dengan apa yang dikatakan Ibu Tika Bisono soal Well – Being. Bahkan Well being yang paling utama adalah wellbeing di rumah bukan di kantor. Produktivitas orang kantoran akan naik ketika well being di rumahnya baik. Kalau saya terus terusan berangkat dari Tangerang ke Jakarta dan pulang dari Jakarta ke Tangerang hingga tua di jalan raya, tentu saja tidak aka nada well being yang saya dapatkan. Intinya Cepat Pulang sampai di rumah, itu saja.
Saya dan istri menyepakati memilih hunian yang tidak jauh dari moda transportasi, dekat dengan akses sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, pasar tradisional hingga mall bergengsi mudah dicapai . Keinginan pun terwujud meski tidak dengan sangat sempurna seperti LRT City. Loh Kenapa?
Ada orang – orang yang tipikalnya sebelum dia menyalurkan stress di rumah, menyalurkannya terlebih dahulu di tempat lain sebelum pulang ke rumah. ‘Misal, hangout dulu sama teman-teman dan itu hampir setiap hari dilakukan. Lalu apa yang terjadi? Dia capek, pasangan capek, akhirnya sampai pada intimacy well being.Yang tadinya Cuma urusan macet, ujung-ujungnya jadi terganggunya hubungan dengan pasangan”.Jelas Tika.
Atas dasar itulah , memiliki hunian di LRT City yang dibangun oleh Pengembang Adhi Karya adalah solusi terbaik mendapatkan Well Being. Anda tentu ingin saat pulang ke rumah nanti bisa memeluk anak, istri dan membuat mereka bahagia setiap harinya, karena apa? Yang jelas hunian yang terintegrasi dengan transportasi nyaman tepat waktu mengantarkan kita sampai di rumah dengan cepat.
Setiap warga di daerah penyangga ibukota dapat kesempatan memiliki hunian dari PT. Adhi Karya (persero) Tbk ini. Bagi daerah daerah seperti :
Setiap warga di daerah penyangga ibukota dapat kesempatan memiliki hunian dari PT. Adhi Karya (persero) Tbk ini. Bagi daerah daerah seperti :
1. Bogor dan sekitarnya bisa memilih LRT Sentul – dengan nama Royal Sentul Park .
2. Bekasi dan sekitarnya bisa memilih LRT City Bekasi – dengan nama Eastern Green
3. LRT City jaticempaka – dengan nama Gateway Park ;
4. LRT City Ciracas - dengan nama Urban Signature ;
5. LRT City MT haryono
Saat ini, menurut Pak Adjie sudah ada 4 yang siap dioperasikan untuk segera dimiliki oleh masyarakat umum di Indonesia. Seluruh Project LRT City tersebut hadir dalam acara Indonesia Properti Expo di JCC Senayan Hall A dari Tanggal 11 s.d 20 Agustus 2017.
Masih Belum Mudeng ?
Yup, bagi Anda yang tidak ingin masa hidupnya habis di Jalan, tidak bisa mendapatkan kualitas hidup bersama keluarga (me time) akibat telat sampai ke rumah segera berpindah kuadran pemikiran. Anda tak perlu berhenti kerja seperti saya , Anda tak perlu lebih pagi lagi untuk sampai kantor tepat waktu. Cukup pindah rumah saja ke Hunian yang berbasis konsep TOD ( Transit Oriented Develpoment).
Adhi Karya Hadirkan LRT City.
Kebutuhan masyarakat harus sejala dengan kawasan hunian masa depan. PT.Adhi Karya (Persero) Tbk, melalui Departemen TOD dan Hotel, mengembangkan kawasan dengan Konsep Transit Oriented Development dengan Nama LRT City. Dengan pendekatan pengembangan kota yang bersifat kompak, mengadopsi tata campuran (mixed use),maksimalisasi penggunaan angkutan masal LRT dengan dilengkapi jaringan prasarana pejalan kaki dan sepeda.
Upaya PT Adhi Karya berupaya memberikan kehidupan dan peradaban baru bagi masyarakat kaum urban Jakarta dan kaum suburban di daerah penyangganya . Memiliki beberapa lahan yang berlokasi di titik nol kilometer stasiun LRT jabodetabek sehingga dikembangkan kawasan hunian dan komersial .Ini menjadi solusi yang ditawarkan kepada masyarakat , agar kaum suburban bisa mendapatkan hidup yang lebih berkualitas, karena terbebas dari kemacetan yang semakin parah.
#semogabermanfaat
Nol Kilometer Menuju Well Being [ LRT City, Kualitas Hidup Bersama Keluarga ]
Reviewed by Papi
on
August 15, 2017
Rating:
beliilahhhh biar aku ga lama dijalan
ReplyDeleteBenar, Mas. Apalagi udah punya keluarga rasanya pengen cepet sampe rumah. Kalau udah terintegrasi seperti ini kayaknya bisa hemat waktu banyak ya.
ReplyDeletepastinya mbak. bakal ada budaya tertib di negeri ini
DeleteWah kanda suka nih kalau dikasih hadiah 1 unit
ReplyDeletePastinya mak, apalagi maminya, Adeem rasanya.
Delete