Sudah pernah minum kopi Khas Aceh, semisal Kopi Gayo? Kalau Anda penikmat kopi pasti akan menyetujui bahwa Kopi khas Negeri Serambi Mekah ini luar biasa cita rasanya. Apalagi kalau ke sana, kita akan menemui kedai - kedai yang menjual kopi di berbaai tempat. Banyak orang menyebut dengan negeri seribu kedai. Bisakah ini menjadi potensi pariwisata?
Tentu saja bisa, apapun selama itu memiliki kearifan lokal dan membuat experience, maka tempat tersebut menjadi menarik bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Itu dari satu kulinernya, coba bayangkan berapa macam kuliner yang rasanya nikmat yang bisa menjual para wisatawan untuk datang ke daerah yang banyak melahirkan artis - artis berparas rupawan di industri entertaint. Sudah merasakan mie aceh, sanger (kopi susu), Timphan, Martabak Aceh ? setidaknya ada 36 jenis makanan dan minuman yang rasanya khas dan nikmatyang bisa dinikmati para wisatawan. Saya sudah merasakan beberapa makanan dan minuman tersebut saat mengahadiri acara Forum Silaturahmi Meusapat II bertempat di Mess Aceh, Cikini Menteng Jakarta Pusat. Luar biasaya acara ini dihadiri langsung oleh PLT. Gubernur Aceh , Bapak Nova Iriansyah.
Menurut Beliau acara ini begitu penting agar Provinsi Aceh dapat mengejar ketertinggalannya dengan daerah lain. Dalam hal ini, Sang Gubernur banyak belajar dari pengelolaan pariwisata Kabupaten Banyuwangi yang menjadi tujuan wisata baik lokal maupun luar negeri. Belajar dari wisata Gunung Ijen, Tour Sepeda Banyuwangi, Pengelolaan pantai dan desa wisata Banyuwangi serta tips dan trik membangun Pariwisata yang sehat dan bertahan lama serta menghasilkan PAD bagi daerah. Hal ini sungguh menjadi daya tarik para peserta yang hadir di dialog interaktif yang menjadi agenda acara dan dikenal dengan Meusapat ini.
Forum Meusapat II yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 21 Desember kemarin adalah yang kedua kalinya. Hari itu banyak stake holders yang dikumpulkan selain dari para pembicara/ narasumber yang berasal dari berbagai kalangan, dari kementrian, dari Bakekraf , dari Pemda Banyuwangi yang diwakilkan oleh Kepala Dinas Pariswisatanya langsung, ada dari Traveloka yang kini sudah merambah di 7 negara dan menjadi start up hebat di negeri sendiri yang banyak membantu industri pariwisata berkembang karena promo tiket mudah dan murahnya, baik pesawat maupun hotel yang ada di tempat tujuan tersebut.
Pemerintah Aceh Fokus Bangun Sektor Pariwisata
Dalam acara tersebut, diketahui dari sekitar 15 program unggulan yang dikebmbnagkan oleh Pemerintah Aceh salah satunya adalah pembangunan sektor pariwisata yang dipadukan dengan pengembangan usaha kreatif masyarakat. Peluang usaha ini sangat menjanjikan, sebab ada banyak sekali daya tarik wisata yang dimiliki Aceh, baik itu wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, cagar budaya, dan sebagainya.
"Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengidentifikasi, setidaknya ada 797 objek wisata serta 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di 23 Kabupaten/kota di seluruh Aceh," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT saat membuka kegiatan Forum Silaturahmi Aceh Meusapat II, di aula kantor Badan Penghubung Pemeritah Aceh, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Desember 2019.
Atas dasar itulah keyakinan pemerintah daerah Aceh yakin potensi wisata di daerahnya akan lebih baik dan maju, minimal menyamai daerah daerah lain yang sudah lebih dahulu maju seperti Banyuwangi, Bali, Yogyakarta dan daerah lainnya.
Sektor pariwisata yang bagus, unik dan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat seperti di Bali, Lombok dan Banyuwangi menjadi motivasi untuk pemerintah Aceh terus membangun berbagai keperluan untuk mendukung pariwisata Aceh.
Misalnya, kata Nova, Pemerintah Aceh ingin juga belajar dari suksesnya pariwisata Bali, dan Lombok. Selain itu, Nova juga ingin belajar dari kisah sukses Kabupaten Banyuwangi yang telah mendapat penghargaan dari Badan Pariwisata PBB sebagai destinasi wisata yang mengalami perkembangan sangat pesat.
"Masukan dari para akademisi, pengelola usaha pariwisata dan para traveller juga sangat kami harapkan. Dengan demikian, upaya kita untuk mempopulerkan branding ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’ dapat menuai hasil yang memuaskan," jelas dia.
Terakhir, Nova mengatakan Pemerintah Aceh akan bertekad menjadi salah satu daerah yang memberikan kontribusi dalam memajukan sektor wisata di Tanah Air kita.
Potensi Pendukung
Aceh memiliki beberapa potensi pendukung untuk memajukan pariwisatanya :
1. Tujuan bisa dicapai dari segala penjuru dan berbagai alat transportasi
Semua lokasi tujuan wisata itu dapat dikunjungi melalui jalur darat, laut, dan udara. Tersedia pula penerbangan internasional ke Aceh, seperti dari Penang, Kuala lumpur, dan juga Jeddah. Sekarang sedang dibahas rencana pembukaan jalur penerbangan baru dari Aceh ke India (Port Blair), serta rute Sabang–Phuket– Langkawi,
2. Data kenaikan jumlah wisatawan
Dengan semua kemudahan itu, maka tidak heran jika jumlah wisatawan yang berkunjung ke Aceh terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, misalnya,kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 2,5 juta orang atau naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2019 ini, kunjungan itu diperkirakan mencapai 3 juta orang.
3. Penghargaan Prestisius
Terpilihnya Aceh sebagai “World’s Best Halal Cultural Destination” kian mendorong untuk lebih bersemangat membenahi berbagai fasilitas wisata itu. Dengan demikian, wisata Aceh mampu meraih Peringkat terbaik pada Global Muslim Travel Index (GMTI) 2020.
Berdasarkan data Aceh Dalam Angka, sektor pariwisata rata-rata setiap tahun telah mampu memberikan kontribusi berkisar 5 % kepada PDRB Aceh. Dibanding sektor usaha lainnya, memang kontribusi pariwisata ini masih berada pada urutan ke 8 (delapan). Dengan meningkatnya perkembangan tersebut, Pemerintah Aceh yakin bahwa kontribusi sektor pariwisata bisa naik hingga ke posisi 4 (empat) besar.
#Semoga!
Wisata sambil Sruput Kopi Aceh di Serambi Mekah, Ada yang Mau?
Reviewed by Papi
on
December 23, 2019
Rating:
No comments: