Pahlawan Masa Kini Ada
Di Sekitar kita, Andakah Orangnya?
Pahlawan Itu Tak Harus
Memegang Senjata, Dia ada di sekitar Kita
Perempuan itu bertubuh
tinggi besar, berkulit sedikit gelap dan bersuara keras. Sekilas terlihat
kehidupannya begitu keras karena aktiitasnya yang luar biasa. Saya menyebutnya dengan panggilan Ibu Marcel yang dalam kesehariannya Ibu
Marcel yang bernama asli Marsilia ST Krenata menyebutkan
dirinya seorang tukang ojek (online) namun dibalik itu ada kisah hebat yang tak
semua orang mau terlibat atau mencoba meniru bahkan memodifikasi gayanya yang idealis.
Anda pasti paham di
dunia ini ada orang yang diberikan anugrah Tuhan berupa nikmat sehat , sehat
disini saya definisikan sebagai kesehatan lahir dan batin, diberi kesempatan
memiliki orang tua lengkap, diberikan fasilitas tidak kehujanan dan
bisa berteduh di rumah sederhana sampai mewah dan diberikan
kesejahteraan berupa penghasilan baik besar maupun kecil. Namun di
luar sana ada juga orang yang diberikan nikmat oleh Tuhan dan
kebetulan rasanya tidak enak (getir). Ada yang hilang ingatan alias
gila, ada yang tidak punya rmah (homeless atau kita biasanya menyebutnya
gelandangan), ada anak yang sakit keras tanpa orang tua , mederita
kelainan semisal tumor dan lain sebagainya.
Kalau lah orang yang
tidak beruntung itu yang menderita kemalangan tersebut ada disekitar kita, ada
deket komplek perumahan kita ada di sudut kantor kita bahkan ada
yang tidur diemperan took kita. Biasanya dan kebanyakan mengusirnya jauh – jauh
dari kehidupan kita dengan seboran air kotor, dengan umpatan karena telah
mengotori halaman rumah atua kantor kita. Ada berapa banyak dari
Anda yang menghubungi dinas social, baik kabupaten-kota maupun
provinsi? Paling banter menghubungi ketua RT lingkungan Anda dan Bapak/Ibu RT
pun akan mengontak atau menghubungi pihak keamanan atau hansip setempat untuk
mengusirnya.
Pernahkah kalian melihat
orang gila diperkosa di tengah malam buta di rinai rintik hujan deras di
sekitar kita. Ya suaranya begitu menggelegar dan erangannya tak pernah kami
hiraukan saat itu di salah satu kampung yang berbatasan dengan pusat Supermal Karawaci. Sampai akhirnya perempuan yang bernama Murni itu melahirkan
seorang anak laki-laki. Dan satu kampung pun tahu bahwa anak tersebut buah dari
kedurjanaan laki-laki yang kesetanan tidak bisa menahan hawa napsunya. Sampai
kini saya mengenalnya dan anak tersebut sering bermain bersama
anak-anak sebayanya dan termasuk anak yang rajin kadang dia bermain
Playstation di rumah peninggalan orang tua kami di Kampung Bencongan
Kelapadua Tangerang dan masih satu tempat dengan Lippo Supermal Karawaci yang sering memberikan bantuan Corporate Socila Responsibility (CSR kepada) kampung –kampung di sekitar
salah satunya adalah kampung di mana saya tinggal.
Bu Macel Saat bersama Pak Joe sang Pengemis |
Cerita mengenai
kemalangan perempuan yang tidak waras , saya
menyebutnya dengan kata gila yang diperkosa lelaki durjana pun mengalir
dari mulut Bu Marcel suatu hari di Kantor saya. Saya tak memintanya bercerita,
kemungkinan karena beban kerjanya yang tak pernah menjadi perhatian serius
siapapun maka saya mendengarkan secara saksama apa yang ingin diungkapkannya.
Suatu hari dia menangani seorang perempuan gila, namun ingatannya
begitu kuat akan diri Bu Marcel. Suatu saat bunyi hapenya berdering
terdengar suara tangisan bayi sayup sayup.
“Halo ini Ibu Marcel,
saya dapat nomor ini dari Ibu xxx (sebut saja Mawar) .Dia memaksa
saya untuk menelpon Ibu , dia baru saja melahirkan dan anaknya sudah menjadi
milik kami sekarang.”
Betapa kagetnya Ibu
Marcel mengenai berita ini, “Kapan dia hamil tau-tau melahirkan dan apa
maksudnya bayi ini sekarang milik kami”.Suara batin Bu Marcel berbicara.
Setelah mendengar kabar
dari segala sumber akhirnya diketahui bahwa Mawar hamil dan tidak diketahui
siapa Bapaknya. Namun penderitaannya tidak sampai situ saja, anak Mawar telah
diadopsi pihak rumah sakit yang telah berafiliasi dengan ruamh ibadah besar dan
akan mendapatkan pemberkatan pada hari itu juga. Segera Bu Marcel mendatangi
tempat ibadah itu dan sebisa mungkn menjelaskan bahwa Mawar itu
beragama muslim dan anak yang dilahirkannya adalah ikut orang tuanya sampai dia
dewasa dan bisa menentukan sendiri apa agamanya di kemudian hari. Setelah
terjadi perdebatan yang sengit akhirnya Bu Marcel berhasil membawanya pulang ke
rumah. Dari sinilah simpati bermunculan dan ada beberapa pasangan yang ingin
mengadopsi anak tersebut. Dari sepuluh pasangan Sembilan menyatakan
mundur teratur mengingat silsilah awal dari orang tua bayi tersebut.
Bersama Keluarga Pemulung/ Duafa yang Tinggal di rumahnya |
“Saya beritahukan, anak
ini lahir dari ibu yang menderita kelainan jiwa (gila) dan tidak menjamin di
kemudian hari anak ini normal seutuhnya, bisa jadi dia akan seperti
ibunya.Apakah kalian sanggup”?
Hanya satu pasangan yang
menyatakan bersedia, karena bagi mereka cukuplah Tuhan yang mengatur hidup anak
ini di masa depannya, kewajiban mereka adalah menjaga dan merawat serta
mendidiknya menjadi manusia berguna bagi bangsa dan agama dari bayi hingga
mereka dewasa nantinya. Ternyata banyak sekali orang –orang mulia di negeri
ini.
Kisah bayi itupun
selesai sampai dia memperlihatkan foto anak tersebut bersama orang tua
angkatnya dan terlihat sangat bahagia menaungi wajah ketiganya dalam bingkaian
gambar di smartphonenya.
Bu Marcel, akan dengan
senang hati membawa orang terlantar ke rumahnya, memandikannya kemudian
memberikannya baju dan membawanya ke Dinas Sosial di Kota Tangerang Selatan
yang kini telah memiliki rumah singgah di daerah kecamatan Setu khusus untuk
anak-anak terlantar. Membawa anak –anak terlantar,
memberikannya makan yang layak ,memberikannya baju dan memayungi mereka di
rumahnya. Adakah salah satu dari aktivitasnya ada yang kita lakukan atau pernah
melakukannya? Saya sendiri baru sebatas jadi relawan anak-anak jalanan saja
untuk melakukan hal tersebut seperti yang dilakukan Bu Marcel ini harus
mikir beribu kali.
Bagi saya sebelum era
kemerdekaan, setelah masa perjuangan bersenjata berakhir kemudian melewati
perjuangan diplomasi dan akhirnya kita mendapati kemerdekaan hingga
kini. Banyak para pahlawan lahir dari masa masa itu .Namun menurut hemat saya
banyak sekali dari kita yang belum merasakan kemerdekaan baik dari sisi
kehidupan secara umum maupun secara sosial.Masih banyak anak-anak terlantar,
orang gila dan orang kemalangan lainnya yang butuh pahlawan-pahlawan
seperti Bu Marcel yang dengan segenap dayanya menggunakan uang yang dimilikinya
,menggunakan periuk nasinya untuk member makan mereka dan menggunakan
keahliannya untuk melatih keterampilan bagi anak-anak terlantar bisa disebut
sebagai pahlawan baru. Pahlawan lingkungan yang bisa saja di sudut
desa,kabupaten kota dan provinsi hadir di sekitar kita namun tidak kita sadari
keberadaannya.
Setelah dibina merekapun ada niat untuk menjadi seorang transmigran |
Mereka ada dan tak
pernah menyebut dirinya pahlawan. Bahkan anaknya yang kini bermukim di
Jepangpun sudah lelah memintanya untuk berhenti dan ikut dengannya menikmati
masa tuanya dengan gelimang kesenangan. Perempuan sekaligus Ibu bagi putra dan
putrinya seperti Bu Marcel ini patut dihargai
sebagai Pahlawan Masa Kini dan atas jerih payahnya beliau mendirikan Lembaga
Marcilea Foundations sebagai jembatan dirinya,orang yang dibinanya dan kepada
pemerintah daerah agar terjadi keselarasan dalam bertindak ke depannya .
Inilah wajah-wajah "sumringah" atau bahagia yang bisa saya rasakan ketika melihat foto-foto yang diperlihatkannya kepada saya.
Reza yang Bertemu Dengan Orang Tuanya Kembali |
Senyum bahagia |
Junior anak yang pernah saya jumpai juga dan selamat berjumpa orang tuanya kembali |
Marcel :Sosok Pahlawan Kaum Marjinal
Reviewed by Papi
on
August 31, 2016
Rating:
sempana mengapresiasi tulisan ini, semoga bermanfaat
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir di tulisan saya ya.
Deletekeren dah tulisannya.
ReplyDeleteTerimakasih atas sanjungannya.semoga bermanfaat
DeleteMenarik, semoga lebih banyak lagi pahlwwan masa kini nya ya.
ReplyDelete