MandiriIah Untuk Berinvestasi , Habiskan Uangnya Di Jalan Yang Benar

Minggu pagi kami mulai sibuk, saya yang memang ditunjuk menjadi pengurus  Bank Sampah tingkat RT terlebih dahulu menyelesaikan tugas dengan mengumpulkan sampah organik di rumah dan menaruhnya di pos tempat biasanya kami para warga berkumpul. "Maaf Pak, hari ini saya izin dahulu, karena ada urusan di luar". 

Yup, biasanya saya tak pernah melakukan hal tersebut, berhubung acaranya ada dua dari pagi hingga sore hari khawatir tidak bisa ikut dalam prosesi pengepulan dan penjualan sampah organik tersebut.  Pukul 09.3 kami sudah sampai di Super Market  yang baru buka di Lulu Hypermarket BSD hingga siang hari dan dilanjutkan pukul 13.00 sudah berada di ICE BSD menghadiri Undangan  Mandiri Edukasi 2017. 

Terctata puluhan Blogger dan pengunjung lainya tumpah ruah di acara ini. Selain acara utama berbagai pameran dari makanan hingga otomotif ada di sini. Dilalahnya dua anak saya pulang dengan memakai sepatu baru, menjinjing baju dan celana baru, membeli mainan anak, serta dua meja belajar anak.  Meski berat bawaan karena harus  menenteng nenteng dua anak plus barang belanjaannya. Padahal baru saja kami mendengar pemaparan dari tiga pembicara mengenai  bagaiman cara pengelolaan keuangan keluarga. Maklum kami masih "lapar mata" selain juga kebutuhan anak yang memang tak bisa ditunda tunda. Memang siapa saja sih pemateri acara Mandiri Edukasi 2017 nya?

Acara yang dihelat oleh Bank Mandiri ini diselenggarakan di Pekan Raya Indonesia  2017. Datang saja ke  ICE BSD  tepatnya di Hall C . Harga tiketnya murah kok hanya 40 ribu rupiah. Anda yang masih singel atapun  yang sudah berkeluarga sangat cocok untuk hadir di acara yang berlangsung dari Tanggal 22 Oktober hingga 5 November 2017. 

Literasi keuangan keluarga tentu akan meningkat dengan hadirnya Ivy Batuta seorang public figure dengan kelimpahan materinya masih mau menyisihkan penghasilanya secara utama lewat infak dan sedekah. Dirinya yakin rezeki yang diterima harus dibagikan kepada yang berhak guna membantu sesama. Ivy yang juga seorang investor karena memiliki instrumen investasi baik itu di Bank, Asuransi dan lainnya. Harus ada kemampuan mengelola keuangan keluarga dari gaji yang dihasilkan baik oleh sang suami maupun oleh dirinya sendiri.

Host Kemal  dan Para Pembicara 

Pemateri kedua Bapak Ahmad Gozali, Seorang Praktisi keuangan yang  terkenal. Ada ungkapan dari Beliau yang bikin para kaum hawa senang. " Uang itu harus dihabiskan".Ujarnya dengan senyum. Menurutnya tidak bisa kita berinvestasi hanya dengan uang sisa belanja. Kalaupun iya, saat kita ingin menghabiskan uang untuk belanja (shoping) menjadi tidak nyaman. Mau belanja tapi inget hutang terus, jadinya belanja tidak maksimal. Makanya uang itu harus dihabiskan jangan ada sisa, hanya saj menurutnya uang itu dihabiskan dengan cara di jalan yang benar. Apaan tuh?

Salah satu cara yang paling rasional adalah "Berinvestasi di Pasar Modal" Menurut pembocara ketiga, yaitu Bapak mauldy Rauf selaku Corporate Secretary Mandiri Investasi. Reksadana  yang menurutnya merupakan instrumen investasi keluarga yang mudah murah dan menghasilkan imbal hasil di atas bunga deposito. Reksadana merupakan aktifitas investasi yang menghimpun dana dan dari para investonya untuk dikelola dan menghasilkan imbal hasil. Lembaga pengelolanya kita kenal dengan Manager Investasi. Para kepala keluarga tak perlu khawatir, dengan hanya menyisihkan Rp 50.000 ( lima puluh ribu rupiah) Anda sudah bisa inves di sini. 

Saya dan Pengunjung Mandiri Edukasi 2017, Sumber: @Tutyqueen

Tak perlu jah jauh datang ke Bursa Efek Indonesia di Sudirman Jakarta Selatan sana, atau mendatangi kantor kantor sekuritas, cukup datangi Bank Mandiri di seluruh kantor yang dekat dengan tempat tinggal Anda dan bilang saja mau beli reksadana, maka petugas Bank akan melayani dengan baik.

Dari acara Mandiri Edukasi ini Saya semakin bersemangat bagaimana keuangan keluarga  kaimi ini menemui jalan yang benar dan berharap akan semakin banyak lagi masyarakat yang datang ke acara ini agar lebih tercerahkan lagi. Di masa depan tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena tidak ada biayanya, tidak adalagi para penagh hutang datang ke rumah menagih cicilan yang tak kunjung beres dan lain sebagainya.