Energi Asia Itu Bernama Indonesia, Ever Onward!


Ever Onward ,  Energi Asia Menjadi Tuan Rumah Yang Berprestasi Dunia!



Lalu Muhammad Zohri tidak pernah menyangka, Prestasinya menjuarai IAAF , Perlombaan Atletik U-20 di Finlandia  menjadi heboh dan  viral. Bukan karena prestasinya, tapi semangat “Besar”nya ditengah keterbatasannya saat itu. Energi yang luar biasa ditunjukkan dari yang tidak diunggukan karena berada di lintasan 8 (bisa dikatakan lintasan buangan) yang jarang atau hampir belum pernah ada juara dari lintasan ini. Semangatnya  bisa dianalogikan lebih besar dari ekspektasi semua orang kala itu. Tapi tahukah kita, bahwa Bangsa Indonesia pernah menorehkan sejarah menjadi  juara dua di pentas olah raga terbesar se Asia bernama Asian Games. Saat itu kita masih dalam keterbatasan karena berbagai hal.

17 Tahun setelah merdeka  (56 tahun yang lalu) tepatnya di Tanggal 24 Agustus 1962, dari sejarah yang saya baca dan lihat dari berbagai media. Bangsa ini seolah olah bangun  dan sadar dari tidur Panjang, dengan cepat dan segera bergegas untuk berbenah untuk menjadi bangsa yang bermartabat mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. Kalau ada kisah  candi Roro Jongrang yang minta dibangun 1000 candi dalam waktu satu malam dan benar – benar diwujudkan oleh Bandung Bondowoso, maka Indonesia membangun sarana dan prasarana untuk pesta olah raga ini bisa diwujudkan oleh Bangsa ini dalam tempo kurang dari  empat tahun sejak dipilih menjadi tuan rumah sebelum dimulainya Asian Games Tahun 1958 . Satu waktu yang luar biasa singkatnya dan negeri ini membuktikanya bisa!

Bangsa Indonesia  diberikan amanah untuk menjadi tuan  rumah  olahraga se-Asia  yang saat itu ada 17 negara yang berpartisipasi  minus beberapa negara yang belum bisa andil karena berbagai faktor semisal karena faktor politik.  Madjoe Teroes adalah moto utama penyelenggaraan pesta olahraga akbar tingkat Asia ini. Asian Games  1962 terpilih  ketika  Indonesia merdeka “Sweet Seventeen” istilahnya. Negara yang sedang geliat geliatnya membangun peradaban dan momen ini adalah tonggaknya. Harkat martabat Bangsa dipertaruhkan, maka sejak terpilih mengalahkan Karachi, ibu kota Pakistan , pemancangan pembangunan semisal  Stadion Utama Senayan  (Gelora Bung Karno) pun dilakukan . Pemancangannya dilakukan pada Tanggal 8 Februari 1960 sebagai simbol pembangunan kompleks  Asian games IV dan selesai pembangunannya dan siap dipergunakan untuk pertandingan / perlombaan pada 21 Juli 1962.

Stadion kebanggaan  Indonesia (GBK) yang saat ini Asian Games ke -18 Tahun 2018  digunakan kembali, dipugar, dipercantik dengan kualitas dan kuantitas pendukungnya . GBK juga merupakan stadion terbesar di Asia Tenggara dan dahulu sempat menjadi terbesar di dunia.  Stadion ini  merupakan “ replika” karena dianggap mirip dengan stadion pelaksanaan Piala Dunia 2018 Rusia. Ya kembaran stadion Gelora Bung Karno ini adalah Stadion Luzhniki  (dibuka sejak Tahun 1955) yang berada di Khamovniki distrik Okryg administrasi Kota Moskow dan menjadi saksi sejarah Perancis menjadi Kampiun Piala Dunia 2018.



Semua orang yang belajar sejarah pasti tahu, bahwa Presiden kita saat itu Ir. Soekarno menjadi sorotan dunia luar terlepas dari intrik intrik politik global yang nyata berjanji untuk mengundang semua delegasi termasuk yang tidak punya hubungan diplomatik saat itu, namun ada tekanan yang mengakibatkan beberapa negara tidak terundang dalam acara ini. Namun kebesaran Beliaulah yang bisa kita rasakan saat ini. Pada Tahun 1961 satu tahun sebelum dilaksanakan acara ini,  Pemerintah membuat Komando Urusan Asian Games (KUPAG) di bawah Komando Soekarno langsung. Makanya pembangunan semua tempat atau venue cabang olahraga hasilnya sangat sempurna bahkan bisa dinikmati hingga ratusan tahun kemudian seperti halnya Stadion GBK.  Ada juga venue renang, tenis, dll semuanya selesai dalam waktu satu tahun saja.



Bangsa ini bisa membuktikannya di bawah bimbingan Putera Sang Fajar, Ir. Soekarno.  Ever Onnward adalah Moto Asian Games 1962 yang artinya Madjoe Terus. Moto ini benar benar  memiliki energi luar biasa yang menghasilkan juara   kedua  dibawah Jepang . “Berapapun biayanya yang penting harga diri dan harkat martabat Bangsa Indonesia diakui dunia”.Itulah harga yang dibayar saat itu.  Mengenai kehebatan negara ini yang membangun infra dan sufra struktur ASIAN Games dalam setahun diakui bagsa lain semisal utusan Jepang yang menyebut kita adalah “Bangsa Yang Gila”, artinya bangsa yang tak kenal menyerah mampu membangun stadion dan lainnya serta memindahkan penduduk tanpa carut marut . “Super” Kalau kata orang jaman now mah.



Asian Games ke-18, 18 Agustus 2018

Obor Api Asian Games  , sumber IG Menteri Imam Nahrawi


Enerrgi yang besar kembali bangkit, tidak mudah mendapatkan kepercayaan kembali setelah Asian Games 1962. Presiden Joko Widodo pun sama, menginginkan bangsa ini menjadi besar dan salah satunya dengan pembangunan infrastruktur. Membangun peradaban dimulai dari pembangunan mental , dikenal dengan revolusi mental. Dan kini, wajah Indonesia disorot kembali dalam perhelatan Pesta kedua Bangsa Indonesia untuk Asia.  Para atlet yang mengharumkan nama Indonesia pun bermunculan. Bukan juara biasa, tapi juara dunia ,  karena energi dari orang- orang ini luar biasa dari keterbatasan,  from zero to hero .

1.     Lalu Muhammad Zohri dari NTB, Juara dunia atletik U-18 di Finlandia;

2.     Fauzan Noor asal Kalimantan Selatan, Juara Dunia Karateka;

3.      Aries Susanti Rahayu asal   Grobogan  Jawa Tengah, Juara Dunia Wanita untuk Panjat Tebing;

4.     Dll.

Ada rasa optimis di bangsa ini menjadi bangsa yang besar, setelah sekian lama negeri yang besar ini dihiasi berita berita yang tidak sedap persoalan kemananan dari teroris, pejabat pubik yang kena OTT KPK  yang seolah olah tidak ada habis -habisnya. Tapi ditengah kegundahan itu kita bisa menjadi yang terhebat . Keyakinan yang sama harus ditularkan. Menjadi besar dimulai dari diri seluruh warga negara. Kita adalah bangsa besar Asia untuk dunia!. Itulah kenapa , logo kita diambil dari Sketsa Stadion GBK dengan matahari di tengahnya. Energi yang diambil dari pusat prestasi olahraga Indonesia menjadi energi yang tak terbantahkan untuk terus berkarya menembus batas keterbatasan. Target menembus 10 besar Asia adalah Prestasi yang bisa ditorehkan kembali di Tahun ini. Bulu Tangkis, panahan,Atletik, Boling, kano/Rowing, Bridge, Balap Sepeda, Jestski, Paralayang, Pencak Silat,Panjat Tebing, Taekwondo, Angkat Besi, Wushu. Kesemua cabang olahraga ini memiliki nama nama pencetak sejarah dunia . Ada Lindsswel Kwok  (wushu), ada Eko Yuli Irawan (AngkatBesi) dan lain sebagainya. Kepada merekalah semua enegi akan diberikan untuk menjadi juara.



Penonton Sumber Energi terbesar.

Dokumentasi Istri

Jumlah pertandingan Asian Games 18 Agustus s.d 2 september 2018  ada 40 cabang olahraga ( 32 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang non olimpiade) . Peserta Asian Games kali ini berjumlah 45 negara , diselenggarakan di dua kota  Jakarta dan Palembang serta di beberapa tempat pendukung semisal Jawa Barat dan Banten. Ditetapkannya Jakarta dan Palembang bukan berarti dukungan terbesar milik kedua tempat ini. Seluruh warga Indonesia di manapun berada harus menyukseskan acara ini.  Mendukung di rumah atau datang langsung ke stadion adalah bentuk kesatuan kita sebagai bangsa besar.

Bagi masyarakat Indonesia, mendukung para atlet berlaga adalah hal yang bisa membangkitkan semangat luar biasa . Setiap pertandingan euphoria penonton bagai kekuatan tersendiri yang membuat lawan takut  sebelum bertanding. Dukungan berupa datang langsung, membeli tiket yang resmi, antri yang baik, membuang sampah pada tempatnya dan tidak melakukan vandalisme adalah hal yang bisa menjadi energi kebaikan yang akan menular sepanjang masa. Lihatlah orang tiongkok, sejak olimpiade Beijing perilaku bangsanya berubah menjadi lebih baik lagi. Menghargai sportifitas dan selalu berprestasi. Asian Games 2018 adalah milik semua , dari kita untuk para atlet dan untuk bangsa. Beri mereka dukungan dan selalu ada di samping mereka ketika terpuruk. Atlet dan Penonton adalah satu keluarga yang saling mendukung. Asian Games, Ever Onward, Madjoe  Teroes Menjadi Energi Asia.








Energi Asia Itu Bernama Indonesia, Ever Onward! Energi Asia Itu Bernama Indonesia, Ever Onward! Reviewed by Papi on July 20, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.